TESTIMONI

TERAPI STROKE DENGAN SHAD ZEDACA


Bila penyakit mau menghampiri, dia tidak mengenal usia. Begitu pula yang terjadi dengan Bapak Barkah (nama samaran, usia 40 tahun) seorang PNS dan dosen di Universitas Graha Nusantara, Sumatera Utara. Pertengahan tahun 2012 saat usianya baru menginjak 38 tahun, Bapak Barkah tiba-tiba terjatuh di kamar mandi, sebagian tubuh sebelah kanan beliau lumpuh. Beliau pun dilarikan ke rumah sakit pemerintah yang ada di kota Medan. Dokter menyatakan beliau terkena serangan stroke, hingga diberikan obat-obatan yang berfungsi untuk mengobati stroke. Harapan tak seindah kenyataan, hampir setahun mengkonsumsi obat-obatan dari dokter, kondisi kesehatan beliau justru semakin parah.

Setelah setahun kemudian, karena kondisi Bapak Barkah semakin mengkhawatirkan, Ibu Yana (nama samaran) istri dari Bapak Barkah memeriksakan kembali kondisi sang suami ke rumah sakit di Medan. Betapa terkejutnya beliau, ternyata Bapak Barkah divonis mengidap kanker paru-paru stadium empat. Lebih mengenaskan lagi, kanker itu didiagnosis telah menyebar ke otak, sehingga di saat yang sama Bapak Barkah dinyatakan mengidap kanker otak stadium empat. Belakangan diketahui bahwa penyebab jatuhnya Bapak Barkah di kamar mandi akibat dari kanker otak, bukan stroke. Demi menyelamatkan sang suami yang sudah tidak dapat berkomunikasi lagi, Ibu Yana berusaha mengobati penyakit Bapak Barkah, hingga hampir semua harta benda ludes untuk biaya pengobatan. Bapak Barkah telah melakukan kemoterapi sebanyak enam siklus atau dua belas kali. Radioterapi telah dilakukan sebanyak sembilan belas kali. Sedangkan untuk opname di rumah sakit telah dilakukan selama enam bulan tanpa sehari pun pulang ke rumah, karena beliau koma. Selama diopname, kepada Bapak Barkah juga dilakukan terapi saraf.

Selama proses pengobatan itu, Bapak Barkah tidak dapat berkomunikasi sedikit pun, hanya tertelentang, hingga semua punggung beliau membusuk. Alih-alih mendapatkan kondisi yang lebih baik, dari hari ke hari kondisi Bapak Barkah semakin memprihatinkan. Rambutnya pun sudah rontok, hingga tak tersisa sehelaipun. Dalam kepasrahan dan biaya yang sudah semakin menipis, ditambah tanpa perkembangan yang positif, Ibu Yana memutuskan membawa Bapak Barkah pulang ke kampung halaman di Tano Bato, Padangsidimpuan Utara, Sumatera Utara. Khawatir dengan dampak obat-obatan yang terlalu banyak diminum dalam waktu lama, Ibu Yana juga memutuskan sejak awal tahun 2014 tidak meminumkan obat-obatan apapun kepada suaminya. Beliau hanya memberikan perawatan biasa.

Alhamdulillah, Allah SWT memberikan jalan kesembuhan kepada Bapak Barkah. Ibu Yana yang profesi sehari-harinya sebagai dosen di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan dipertemukan dengan salah seorang mahasiswinya yang bernama Ade Herlina. Dalam suatu kesempatan, tepatnya bulan Desember 2014, Ibu Yana menceritakan penyakit sang suami kepada Ade Herlina. Ade Herlina yang pernah mendapatkan pelatihan tentang pengobatan herbal ini pun menyarankan kepada Ibu Yana untuk mengkonsumsi obat herbal SHAD ZEDACA dikombinasikan dengan SHAD NIGELLA PLUS dan SHAD MINDATOP dengan dosis dua kali sehari masing-masing dua kapsul.

Awalnya Ibu Yana ragu, mengingat pengalaman suaminya mengkonsumsi berbagai obat dokter yang dianggap canggih saja tidak memberikan efek, apalagi dengan obat herbal. Karena Ade Herlina mencoba meyakinkan dengan sungguh-sungguh, ditambah setiap tiga hari sekali Ade Herlina rutin mengunjungi Bapak Barkah ke rumahnya, membuat Ibu Yana luluh dan berpikir tidak ada salahnya mencoba. Di luar dugaan, sejak mengkonsumsi SHAD ZEDACA dikombinasi SHAD NIGELLA PLUS dan SHAD MINDATOP secara rutin sejak Desember 2014, kondisi Bapak Barkah berangsur membaik. Sejak Januari 2015, banyak hal yang sudah dapat dilakukan Bapak Subarkah. Bila sebelumnya beliau tidak dapat berkomunikasi, sebagian anggota tubuh sebelah kanan tidak dapat bergerak, rambut rontok, perlahan namun pasti, kini beliau sudah dapat bangun dari tidur. Tangan kanan beliau sudah dapat digerakkan untuk menulis dan melakukan gerakan kecil seperti mengangkat gelas dan menyuap makanan sendiri. Rambutnya pun sudah mulai tumbuh secara merata. Lebih bersyukur lagi, Bapak Barkah sudah dapat berbicara dengan lebih baik. Subhanallah, pada waktu kunjungan Ade Herlina terakhir, tepatnya tanggal 1 April 2015 yang lalu, Bapak Barkah sudah dapat berjalan-jalan kecil tanpa harus dituntun. Kulit beliau yang selama ini terlihat pucat, kini terlihat lebih segar dan kencang. Kita berdoa, semoga dengan washilah rutin mengkonsumsi SHAD ZEDACA dikombinasi SHAD NIGELLA PLUS dan SHAD MINDATOP, Allah SWT berkenan mengangkat penyakit Bapak Barkah, sehingga beliau dapat beraktivitas seperti semula. Amin. (HRM)


PLASENTA YANG MENUTUP JALAN LAHIR


Meskipun sudah memiliki dua orang anak sebelumnya, Ibu Rini Febriani, SE (33 tahun, kini tinggal di Medan, Sumatera Utara) tetap mempersiapkan kelahiran anaknya yang ketiga dengan sempurna dan penuh kebahagiaan. Hari yang dinanti itu pun tiba. Akhir September 2013 Ibu Rini merasakan mules, pertanda mau melahirkan. Beliau pun bergegas menuju rumah sakit diantar oleh suami dan keluarga lainnya.

Di sebuah rumah sakit swasta wilayah Bekasi, Jawa Barat, Ibu Rini melahirkan seorang anak perempuan dengan proses persalinan secara normal. Ibu Rini dan bayi yang dilahirkannya dinyatakan sehat oleh dokter, sehingga diperbolehkan untuk pulang. Hari-hari berikutnya dari rahim Ibu Rini keluar darah nifas, dan Ibu Rini menganggapnya itu sesuatu yang wajar. Namun Ibu Rini merasakan ada kejanggalan, karena darah yang keluar sangat banyak dan terus-menerus, sehingga membuatnya terganggu dan mengakibatkan badannya semakin lemah. Karena khawatir, pada bulan Oktober 2013, Ibu Rini mendatangi dokter yang membantu persalinannya. Kesimpulan sementara dokter menyatakan, bahwa telah terjadi pendarahan di rahim Ibu Rini. Untuk memastikan penyebabnya, dokter menyarankan kepada Ibu Rini untuk melakukan USG rahim.

Betapa terkejutnya Ibu Rini, termasuk sang dokter, saat melihat hasil USG mengindikasikan bahwa terdapat plasenta yang menempel pada dinding rahim Ibu Rini, terlebih ukuran plasenta yang menempel itu cukup luas, sekitar dua puluh sentimeter. Dokter dan Ibu Rini sepakat untuk melakukan tindakan dengan cara dikuret. Karena plasenta yang menempel sangat lengket, proses kuret yang dilakukan gagal membersihkan plasenta yang menempel. Dokter yang merawat tidak berani melakukan tindakan lebih jauh, karena risiko terhadap rahim dapat lebih fatal.

Meskipun kecewa bercampur khawatir, Ibu Rini memutuskan pulang ke rumah dan berusaha melakukan penanganan dengan cara lain. Ibu Rini mendapatkan saran untuk mengkonsumsi obat herbal SHAD NIGELLA PLUS dikombinasi dengan ZEDACA. Ibu Rini berpikir, jika dokter tidak berani melakukan tindakan karena risiko yang besar, biarlah beliau pasrah, terus berdoa meminta pertolongan kepada Allah SWT, sambil berikhtiar menggunakan SHAD NIGELLA PLUS dan ZEDACA. Ibu Rini mulai rutin mengkonsumsi SHAD NIGELLA PLUS dan ZEDACA dengan dosis dua kali sehari pagi dan sore hari masing-masing dua kapsul.

Perlahan tapi pasti, Ibu Rini merasakan perubahan yang lebih baik. Beliau merasa darah yang keluar lebih sedikit dan normal sebagaimana darah nifas kebanyakan orang. Untuk mengontrol perkembangan plasenta di dinding rahimnya, Ibu Rini juga beberapa kali melakukan USG. Setiap kali USG, hasilnya menunjukkan plasenta yang menempel ukurannya semakin mengecil, dan pendarahan sudah tidak terjadi lagi. Setelah empat bulan mengkonsumsi secara rutin SHAD NIGELLA PLUS dan ZEDACA, Ibu Rini kembali melakukan USG. Alhamdulillah, berdasarkan hasil USG tersebut dokter menyatakan plasenta yang menempel pada dinding rahim Ibu Rini telah luruh dan hilang. Dinding rahim Ibu Rini telah bersih dari plasenta yang menempel (HRM)


Kelenjar Getah Bening Sembuh

Punggungku Bebas Benjolan dengan SHAD ZEDACA

Saya Purnomo, 37 tahun seorang karyawan di perusahaan swasta, tinggal di Kota Tangerang, Provinsi Banten. Istilah tumor, kanker, dan pembengkakan kelenjar getah bening sering saya dengar. Bahkan, untuk istilah terakhir, beberapa kenalan dan kerabat saya pernah melakukan operasi karena menderita penyakit tersebut. Dari pengalaman kenalan dan kerabat itu, saya dengar alasan mereka melakukan operasi pembengkakan kelenjar getah bening karena rasa sakit yang tertahankan.

Sekitar bulan Februari 2014 yang lalu, di punggung atas sebelah kanan saya mulai tumbuh benjolan kecil. Saya tidak khawatir karena tidak menimbulkan efek apapun, apalagi nyeri seperti yang pernah dialami teman-teman saya. Bahkan, benjolan itu kadang jadi mainan dan dipegang-pegang saat bercanda dengan putra saya yang masih balita. Aktivitas saya pun sama sekali tidak terganggu. Hingga sekitar bulan September 2014, benjolan itu telah mencapai ukuran sedikit lebih kecil dari telur ayam. Saya pun masih tidak merasakan keluhan apapun.

Mulai bulan September 2014 itu juga, dengan alasan untuk menurunkan berat badan, saya rutin mengkonsumsi Teh Hijau Istimewa Cap Pucuk pagi dan malam hari. Pada bulan Desember 2014, saya ikut turnamen bulu tangkis di lingkungan kelurahan. Setelah selesai turnamen saya merasakan benjolan itu sakit luar biasa, saking sakitnya saya kesulitan untuk tidur. Apalagi terkena guncangan saat naik sepeda motor ketika berangkat dan pulang kerja, rasa sakit itu semakin menjadi. Saya merasakan benjolan itu seakan mendesak keluar dan mau meletus.

Saya belum bisa menyimpulkan apakah rasa sakit itu dipicu karena tenaga saya yang terporsir akibat pertandingan bulu tangkis, atau efek dari rutinnya saya mengkonsumsi Teh Hijau Istimewa Cap Pucuk yang memang mengandung antioksidan tinggi dan antikanker. Meskipun merasa sakit dan khawatir, saya belum berani memeriksakan diri ke dokter, karena sejak kecil saya tidak berani berobat ke dokter, mungkin karena pernah trauma yang tanpa saya sadari. Terlepas dari itu semua, karena rasa sakit yang tak tertahankan bercampur rasa khawatir, saya membeli herbal SHAD ZEDACA dan SHAD NIGELLA PLUS yang disarankan oleh kenalan saya. Saya pun mengkonsumsinya tiga kali sehari dengan dosis tiap kali minum masing-masing dua kapsul.

Sejak mengkonsumsi SHAD ZEDACA dan SHAD NIGELLA PLUS sekitar seminggu, rasa sakit itu seakan mencapai puncaknya. Benjolan itu terasa panas dan memerah seakan mau pecah. Padahal, di saat yang sama saya harus mengikuti acara kantor yang mengharuskan saya menginap selama tiga hari. Karena merasa bertanggung jawab atas kelancaran acara kantor, saya pun tetap berangkat. Untuk mengantisipasi benjolan itu pecah, saya meminta bantuan istri untuk memasang perban.

Kekhawatiran itu akhirnya terjadi, karena pada malam pertama menginap di tempat berlangsungnya acara, benjolan itu pecah. Untungnya acara itu masih di dalam kota Jakarta, sehingga saya memutuskan pulang ke rumah. Sampai di rumah, istri saya membuka perban dan memijat secara perlahan dengan air hangat. Dari benjolan itu keluar darah kental yang sangat banyak. Setelah dibersihkan dan dikompres dengan antiseptik, istri saya kembali menutup benjolan itu dengan perban. Aktivitas itu sampai tiga malam dilakukan istri saya, hanya perbedaannya pada malam kedua, cairan yang keluar berupa darah yang sudah agak encer bercampur nanah. Sedangkan pada malam ketiga, yang keluar ‘sesuatu’ yang mirip agar-agar seukuran kepala jarum pentul. Sejak keluarnya ‘sesuatu’ yang mirip agar-agar itu, rasa sakit sudah jauh berkurang.

Saya semakin rutin mengkonsumsi SHAD ZEDACA dan SHAD NIGELLA PLUS dengan dosis pengobatan. Hingga seminggu setelahnya, benjolan itu sudah kempes sama sekali. Rasa nyeri pun sudah hilang. Saya kini dapat beraktivitas dengan nyaman kembali sambil menunggu luka bekas benjolan itu menutup. Untuk mempercepat penyembuhan dan mengantisipasi muncul benjolan baru, saya tetap mengkonsumi SHAD ZEDACA dan SHAD NIGELLA PLUS dengan dosis pemeliharaan, yakni dua kali sehari masing-masing satu kapsul. (HRM)


Obat Gula Darah Tinggi

GULA DARAH NORMAL KEMBALI

Pada awal saya terkena diabetes, saya tidak tahu tanda dan gejalanya. Pada saat itu saya sangat sulit sekali tidur baik siang maupun pada malam hari. Saya merasa sangat terganggu pada malam hari karena sering sekali terbangun untuk buang air kecil. Saya juga tidak tahu ternyata keluarga,teman dan para tetangga memperhatikan kondisi tubuh saya semakin lama semakin kurus, lalu saya disarankan untuk ke dokter. Saya mengikuti anjuran orang-orang terdekat. Setelah saya ke dokter, saya diminta untuk tes laboratorium, dan ternyata gula darah mencapai 460 mg/dl. Saya juga sempat mengkonsumsi obat dokter dan sangat banyak pantangannya.

Pada suatu saat saya bertemu dengan Bapak Agus Purwanto yang sekarang menjadi Mitrautama saya. Saat itu Beliau memperkenalkan produk dari HERBAL SHAD yaitu SHAD NIGELLA PLUS dan SHAD ENDIABET. Saya meminum kedua produk tersebut secara teratur dan Alhamdulillah gula darah saya turun (normal). Dan sampai saat ini makanan saya tak ada pantangan.

Herbal Untuk Gula Darah Tinggi

LUKA BERANGSUR KERING

Saya punya pengalaman yang sangat menggembirakan. Cerita ini menceritakan seorang pasien Rumah Sakit Kudus (Bapak Abdul Rohman) yang menderita penyakit diabetes (demikian diagnosa dokter spesialis RS tersebut). Gejalanya adalah badan gatal-gatal seluruh tubuh, kencing terus menerus, gula dara mencapai 315 (jauh di atas normal), di bawah jari cekot-cekot, luka dan mengeluarkan nanah. Pada waktu saya berkesempatan untuk mengobservasi Bapak Abdul Rohman beliau menceritakan bahwa dirinya sudah berobat ke mana-mana, mulai minum obat yang dibeli di warung-warung, apotik dan obat-obat anjuran tetangga, sampai pijat syarat, tapi hasilnya nihil. Kemudian pasien tersebut bertanya kepada saya, “berapa kadar gula darah saya?”, jawab saya dengan sedikit banyak menimbulkan kekecewaan, gula darah bapak 315 jauh dari normal dan lukanya masih bernanah. Kemudian saya anjurkan untuk minum SHAD NIGELLA PLUS dan SHAD ENDIABET dengan dosis 2 x 2 untuk SHAD NIGELLA PLUS dan 2 x 1 untuk SHAD ENDIABET. Beliau setuju dan keesokan harinya saya bawakan masing-masing 1 botol. Alhamdulillah, luka di kaki bapak Abd. Rohman tersebut kering dan gula darahnya berangsur-angsur turun hingga 175 dan akhirnya dokter memperbolehkannya pulang.

Kanker Payudara Sembuh Total

BENJOLAN DI PAYUDARAKU HILANG DENGAN ZEDACA



Bulan Oktober 2012 saya (Ibu Rosmawarni, Padang sidempuan) merasakan di antara kedua payudara—tepatnya di atas tulang rusuk atas— terdapat benjolan kecil. Benjolan itu tidak terasa sakit, jadi saya tidak terlalu khawatir. Bahkan sempat saya pikir itu hanya masuk angin biasa, sehingga saya mengoleskan minyak gosok. Tapi, beberapa hari kemudian benjolan itu saya rasakan bertambah besar. Saya mulai khawatir, jangan-jangan ini kanker, meskipun dalam riwayat keluarga saya tidak pernah ada yang terkena penyakit mematikan itu. Untuk memastikannya, saya pun mencari informasi seputar kanker dengan membaca buku, browsingdi internet, dan meminta informasi dari orang lain yang saya anggap mengerti. Saya tidak mau memeriksakannya ke dokter karena takut menerima hasilnya, lebih takut lagi kalau harus menjalani operasi atau kemoterapi. Apalagi saya masih trauma atas meninggalnya teman yang terserang kanker saat masih dalam proses kemoterapi. Itulah sebabnya saya lebih memilih mengobati sendiri. Dari berbagai informasi yang saya dapat, daun sirsak dapat mengobati kanker. Saya pun rutin minum rebusan daun sirsak, sambil mengoleskan minyak gosok.

Hingga bulan Januari 2013 benjolan itu telah semakin besar hingga seukuran telur ayam. Saya pun mulai merasakan sakit. Minum rebusan daun sirsak tetap saya lakukan, meskipun saya merasa belum mendapatkan khasiat apa-apa. Akhir Februari 2013 benjolan seukuran telur ayam itu semakin membengkak dan terasa sakit, rasanya seakan mau meletus. Badan saya pun semakin lemah dan kurus. Saya mulai membatasi segala jenis makanan yang kemungkinan dapat memperparah penyakit saya. Dalam kekhawatiran, saya memberanikan diri untuk mengambil foto benjolan itu, lalu saya kirimkan pada sahabat saya Ibu Sri yang tinggal di Medan untuk sekedar berbagi cerita. Mengetahui kejadian itu, Mitrautama saya, Bapak Gianto, suami Ibu Sri, berusaha membantu saya mencari pengobatan yang cocok danalhamdulillahsaya mendapatkan herbal ZEDACA

Saya mulai rutin minum ZEDACA dengan dosis dua kali sehari masing-masing dua kapsul. Saya langsung merasakan pengaruhnya. Sebelumnya saya susah tidur karena benjolan di payudara selalu terasa nyeri, setelah minum ZEDACA saya dapat tidur lebih nyenyak. Reaksi lainnya yang saya alami adalah lebih sering buang air kecil. Ketika sudah menghabiskan ZEDACA dua botol (1 botol ZEDACA isi 50 kapsul) benjolan di sekitar payudara saya pecah dan keluarlah nanah kental berbentuk gumpalan, sehingga meninggalkan lubang yang cukup besar di payudara. Kejadian itu berlangsung saat saya tidur nyenyak, jadi tanpa saya sadari. Saat bangun, saya langsung membasuh lubang itu dengan air zam-zam dan menutupnya dengan kapas. Saya merasakan benjolan itu mulai mengempis.

Bulan April 2013 saat menghabiskan ZEDACA empat botol, benjolan di payudara semakin kecil. Setelah menghabiskan lima botol ZEDACA benjolan itu sudah benar-benar hilang, hanya menyisakan bekas lubang yang juga perlahan mulai menutup dengan sendirinya. Saat ZEDACA botol keenam saya habiskan, lubang di payudara saya benar-benar menutup total. Saya merasa seakan tidak pernah mengalami penyakit yang mengerikan itu. Kini, untuk pemeliharaan dan pencegahan agar kanker itu tidak berulang, saya tetap mengkonsumsi ZEDACA dengan dosis dua kali sehari masing-masing satu kapsul. Saya semakin percaya ZEDACA adalah herbal yang berkhasiat dan dapat membantu banyak orang. Saya juga yakin bahwa semua ini atas izin dan pertolongan Allah SWT. Terima kasih ya Allah telah memberikan kesembuhan pada saya.

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. TOKO HERBAL SHAD - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger